Bahaya Anak Di Bawah Umur Mengemudi

Bahaya Anak Di Bawah Umur Mengemudi

Banyaknya perusahaan leasing yang menawarkan cicilan sepeda motor bekas dengan bunga cukup rendah, membuat keinginan seseorang untuk memiliki motor menjadi mudah diwujudkan. Bahkan, sebagian besar masyarakat saat ini, memiliki lebih dari 1 motor di rumahnya. Tujuannya, supaya mereka tidak perlu saling tunggu jika ingin menggunakannya. Bahkan, ada juga yang Bahaya Anak Di Bawah Umur Mengemudimemiliki motor dengan jumlah yang sama dengan jumlah anggota keluarga yang bisa mengendarai motor. Jadi, mereka bebas pergi kapanpun karena masing-masing memiliki motornya sendiri.

Akan tetapi, kondisi ini tidak hanya berdampak positif. Sebab, banyak juga orang yang memanfaatkan kondisi ini untuk membelikan anaknya motor, meskipun anaknya tersebut masih di bawah umur. Yap, fenomena anak di bawah umur yang mngenadari kendaraan roda dua memang sedang banyak terjadi di Indonesia. Tidak hanya anak di bawah umur yang memiliki usia hampir dewasa saja (kisaran 15 sampai 16 tahun), tetapi kebiasaan mengendarai motor ini juga dilakukan oleh anak yang umurnya jauh di bawah itu. Bahkan, anak umur 8 tahun yang belum lama masuk sekolah dasarpun, asal memiliki tinggi yang cukup untuk membawa motor, maka dia akan pergi kemanapun dengan mengendarai motor.

Tentunya ada alasan dibalik larangan anak di bawah 17 untuk berkendara, dan umumnya berkaitan dengan keselamatan sang anak dan pengendara lain disekitarnya.

  • Faktor fisik

Kendaraan apapun, roda dua maupun roda tiga didesain untuk ukuran standar orang dewasa. Saat anak di bawah umur mengendarai kendaraan ini, maka akan membuatnya mudah lelah karena tubuhnya harus bekerja ekstra keras menyesuaikan kendaraan yang sedang dikemudikannya. Hal ini, tentunya akan berpengaruh pada konsentrasi pengendara, dan ketika tubuhnya sudah benar-benar lelah, maka tidak hanya konsentrasinya saja yang akan terganggu, tetapi juga kemampuannya untuk menahan berat kendaraan yang dikemudikannya menjadi berkurang (khususnya kendaraan roda dua). Apalagi, jika anak ini masih sangat kecil dan membonceng lebih dari satu penumpang, bisa terbayang bagaimana bahayanya kan?

  • Faktor Kognitif

Kemampuan anak kecil untuk mengambil keputusan saat menghadapi suatu kondisi cenderung masih labil. Inilah yang membuat mereka seringkali salah mengambil keputusan yang pada akhirnya berbahaya bagi dirinya maupun pengendara lain. Padahal, saat berada di jalan umum, ada banyak hal tidak terduga yang mungkin terjadi. Dan ini tidak bisa dipelajari melalui teori, melainkan sesuatu yang harus dipelajari saat mengalaminya langsung.

  • Faktor Emosi

Anak di bawah umur cenderung mengendarai kendaraan dengan emosi yang tidak stabil, dan senang untuk menonjolkan diri. Hal inilah yang membuatnya mudah tertantang ketika menemukan ada pengendara lain yang memiliki kemampuan di atasnya. Jadi, bisa terbayang dong bagaimana bahayanya?

Diperlukan ketegasan orangtua dan kesadaran dari sang anak untuk mencegah agar tidak ada lagi anak di bawah umur yang sudah mengendarai kendaraan. Dan itu, bisa coba dimulai dari diri sendiri. (Vita)

Leave a Comment

Your email address will not be published.