Masalah makan yang harus dihadapi oleh orang tua tidak hanya anak malas makan saja, karena kenyataannya ada masalah lain yang umum dihadapi yaitu anak makan “terlalu lambat”. Anak yang seperti ini sering disebut dengan slow eater dan terkadang membuat para orang tua merasa gemas karena lamanya waktu yang dibutuhkan anak untuk makan.
Slow eater bisa terjadi akibat beberapa hal, di antaranya:
- Menu makanan yang kurang menarik
- Makanan yang sulit dicerna
- Anak terdistraksi dengan hal lain, seperti menonton tv
- Makan sambil mengobrol
Pada dasarnya makan dengan lambat memang lebih baik daripada makan terlalu cepat. Karena dengan makan santai maka tubuh dapat benar-benar mencerna apapun jenis makanan yang masuk ke tubuh. Namun, jika slow eater terjadi akibat dari beberapa hal di atas, maka harus segera diatasi. Apalagi jika anak sampai harus membutuhkan waktu 2 hingga 3 kali lebih lama dari waktu makan normal. Tentunya hal ini juga tidak akan berdampak baik, kan?
Untuk mengatasi masalah ini harus dimulai dari sumber masalahnya, yaitu:
- Menu makanan
Ada dua jenis makanan yang bisa menyebabkan anak menjadi slow eater seperti yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu karena anak kurang menyukainya atau anak sulit mencernanya. Untuk masalah yang pertama, penyelesaiannya adalah Bunda bisa mengajak anak membuat menu makanan harian. Jadi anak bisa memasukkan menu makanan favoritnya ke dalam daftar menu harian. Dengan begitu anak akan semakin semangat untuk makan.
Sementara untuk masalah kedua, coba perhatikan makanan apa saja yang sulit dicerna anak. Biasanya ini berkaitan dengan daging-dagingan. Untuk mengatasinya, cobalah untuk mempresto daging agar lebih empuk atau memotongnya menjadi lebih kecil.
- Distraksi
Ketika anak mendapatkan hal yang lebih menyenangkan daripada makan, maka anak akan lupa dengan aktivitas ini dan hanya menyuap makanannya saat ingat. Biasanya kegiatan yang mendistraksinya adalah menonton tv, bermain ponsel, atau mengobrol.
Ada baiknya, Bunda ajak anak makan bersama di meja makan tanpa adanya perangkat elektronik di sekitarnya. Jika di tengah makan anak tiba-tiba bercerita tentang sesuatu hingga melupakan makan, maka Bunda bisa memberinya pengertian secara perlahan untuk menghabiskan makanannya terlebih dahulu. Setelah itu, siapkan waktu Bunda untuk mendengarkan cerita anak. Cara ini sekaligus bisa menjadi quality time untuk Bunda dan anak.
Semoga dengan beberapa tips di atas, anak menjadi makan dalam waktu yang normal ya, tidak terlalu cepat maupun lambat.