Pulau tikus? Hiii…. Berarti pulaunya banyak tikusnya dong? Pasti banyak dari kamu yang berpikir begitu. Mengingat Pulau Kucing di Jepang berisi dengan kucing dan Pulau Komodo di Indonesia bberisi dengan komodo, jadi wajar saja jika kamu memang berpikir begitu. Namun, berbeda dengan Paket Liburan Komodo yang memang bertujuan untuk melihat hewan buas tersebut, karena meskipun namanya Pulau Tikus kamu justru tidak akan menemukan hewan pengerat ini di sini.
Nah, supaya tidak penasaran yuk langsung saja kita bahas keistimewaan pulau tersebut.
Pulau Tikus merupakan salah satu destinasi wisata yang sedang hits di Bengkulu. Jaraknya hanya sekitar 10 km dari pusat kota dan untuk mencapainya kamu harus naik speedboat ataupun kapal milik nelayan. Seperti wisata pulau lainnya, kamu juga bisa menikmati keindahan dalam laut dengan melakukan sonorkeling di sekitar pulai ini. Meskipun kegiatannya sama, tetapi setiap laut memiliki keindahan dan keunikan karangnya masing-masing. Jadi dijamin deh kamu tetap akan terpesona dengan keindahan pemandangannya meskipun ssudah berkali-kali snorkeling di berbagai tempat.
Nah, untuk kamu yang tidak suka atau takut melakukan snorkeling, bisa berenang atau bermain air sepuasnya di area sekitar pulau. Airnya yang jernih dan pasirnya yang putih akan membuatmu betah berlama-lama main di sini.
Kegiatan lain yang bisa dilakukan di sini yaitu mempelajari lebih dalam tentang penyu karena di pulau ini terdapat pusat konservasi penyu. Inilah yang menyebabkan pulau ini sering dikunjungi oleh mahasiswa dari beberapa negara yang ingin mempelajari dan ikut mengamati hewan ini selama berada di pusat konservasi.
Sayangnya, pulau inidah dan unik ini mulai terancam punah. Dikutip dari situs liputan 6, seorang pakar kelautan dari Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu yang bernama Zamdial Ta’alidin mengungkapkan ukuran wilayah pulau ini yang semakin mengecil. Bahkan menurunnya tergolong sangat drastis. Pada tahun 2013 luas daratan dari pulau ini diperkirakan mencapai 2 hektare, tetapi pada 2015 hanya 0,8 hektare dan menyusut lagi hingga 0,6 hektare di tahun 2018 lalu. Beliau berharap agar pemerintah dapat mengambil langkah cepat untuk mengatasi masalah ini agar pulau ini tidak punah. Semoga ya, pemerintah dapat mengatasinya sehingga pulau ini akan tetap selalu ada dan bisa menjadi destinasi wisata yang semakin berkembang. (Vita)