Plagiocephaly

Penyebab Bayi Mengalami Plagiocephaly dan Brachycephaly

Memberikan yang terbaik untuk anak merupakan hal yang pasti akan dilakukan oleh stiap orangtua. Bahkan, banyak juga yang sudah mempersiapkan keuangan masa depan anak dengan menggunakan asuransi. Dengan begitu, anak bisa mengajukan klaim asuransi kapanpun terjadi risiko sesuai dengan jenis asuransi yang digunakannya. Meskipun begitu, ada satu hal yang tidak bisa dihindarkan oleh orangtua meskipun sudah berusaha sebaik mungkin, yaitu masalah kesehatan anak.Plagiocephaly

Memang, memenuhi kebutuhan nutrisi bisa menjadi cara paling efektif untuk menghindarkan bayi mengalami masalah kesehatan saat lahir nanti. Sayangnya, ada beberapa penyakit yang tetap bisa terjadi meskipun kebutuhan nutrisi terpenuhi, seperti plagiocephaly dan brachycephaly.

Masih bingung dengan kedua istilah tersebut? Padahal sebenarnya Anda sudah cukup sering mendengar istilah lain dari salah satu masalah kesehatan di atas, loh! Nah, supaya tidak bingung lagi, berikut ini adalah penjelasannya berdasarkan situs alodokter:

  • Plagiocephaly

Kondisi di mana salah satu sisi kepala bayi datar dan berbentuk seperti asimetris. Akibatnya, posisi kedua teling akan menjadi tidak sejajar dan jika dilihat dari atas, kepala akan tampak seperti jajar genjang.

  • Brachycephaly

Kondisi di mana bagian belakang kepala bayi rata sehingga terlihat melebar. Akibatnya, dahi akan terlihat menonjol ke depan.

Di Indonesia sendiri, bayi yang mengalami masalah plagiocephaly maupun brachycephaly sering disebut dengan kepala peyang. Kondisi ini bisa terjadi sejak masa kandungan, selama proses persalinan, maupun saat bayi sudah lahir.

  1. Dalam kandungan

Saat berada di dalam kandungan, mungkin saja bayi mengalami tekanan pada rahim. Perubahan bentuk tulang saat di rahim bisa terjadi karena tulang masih lunak dan fleksibel sehingga ketika mengalami penekanan, dapat mempengaruhi bentuknya. Kondisi ini juga bisa terjadi karena kekurangan cairan ketuban yang berfungsi melindungi bayi dalam kandungan.

  1. Proses persalinan

Saat proses persalinan, bukan hal yang tidak mungkin bayi mengalami perubahan bentuk tulang akibat tekanan saat prroses keluar. Meskipun begitu, dengan penanganan yang tepat, masalah ini dapat teratasi dengan sendirinya dan bentuk tulang dapat kembali normal.

  1. Setelah lahir

Bagaimana posisi tidur bayi setelah lahir dan posisinya saat digendong juga bisa mempengaruhi perubahan bentuk tulang. Memang, bayi belum bisa menahan tubuhnya sehingga cenderung tidur dengan posisi telentang. Itulah sebabnya, Anda sebagai orangtua yang harus membantunya mengatur posisi agar tulangnya dapat terbentuk sempurna sesuai dengan yang seharusnya.

Masalah plagiocephaly maupun brachycephaly sebenarnya bisa diatasi jika segera ditangani dengan cara yang tepat. Lagipula, masalah ini tidak mempengaruhi perkembangan otak anak. Jadi, Anda tidak perlu khawatir jika anak mengalami masalah ini. (Vita)

Leave a Comment

Your email address will not be published.