Apa yang kamu lakukan kalau lagi bosan di properti Indonesia tempat tinggal kamu? Nonton TV? Tidur? Atau baca buku? Pasti jawabannya bakal beragam yah. Nah, untuk aku yang punya hobi baca sih, baca novel jadi pilihan utama. Apalagi aku punya banyak novel kesukaan, yang kadang baca sampai berulang kalipun gak terasa bosan.
Novel dengan judul “Dan Hujan pun Berhenti” adalah salah satu novel kesukaanku yang udah aku baca sampai berkali-kali. Yah, walaupun review di goodreads gak begitu bagus, tapi gak tau kenapa aku suka banget sama novel ini. Kita mulai dengan sinopsisnya dulu ya…
“Tokoh utama dalam novel ini bernama Leo (Berhubung panjang banget nama lengkapnya, jadi nama panggilan aja ya). Seorang anak laki-laki yang bisa dibilang berandalan, suka mencari masalah, dan punya musuh dimana-mana. Sebenernya Leo bukan anak yang nakal, tapi kekecewaannya terhadap keluarganya lah yang membuatnya menjadi seperti ini. Satu-satunya orang yang bisa menjadi penenang bagi Leo adalah seorang gadis bernama Iris. Sayangnya, Iris tiba-tiba meninggalkannya begitu saja dan membuat Leo semakin tidak mempercayai siapapun. Namun, semua mulai berubah ketika Leo bertemu dengan teman sekolahnya yang bernama Spiza. Seorang gadis yang entah karena alasan apa, memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, asalkan tidak hujan. Dan… Hujan pun berhenti.”
Awalnya tertarik banget buat beli novel ini karena ngeliat covernya (cover edisi pertama). Cover dengan latar hitam dan lengkap dengan teru-teru bozu. Selain itu, penempatan kalimat pada bagian cover pun sangat membuat penasaran.
“Kamu mau bunuh diri?”
“Ya, asal tidak hujan”
Dan hujan pun berhenti
Sewaktu baca ini, aku langsung berpikir, kalau hujannya berhenti berarti tokoh yang mau bunuh diri itu jadi dong bunuh dirinya? Dan inilah yang bikin aku penasaran sampe selalu ngeliat novel ini setiap ke toko buku. Yah, walaupun akhirnya dapetin buku ini bukan beli, tapi karena dikasih seseorang (Makasih untuk yang udah beliin ya :D).
Setelah baca, ternyata memang sangat menarik dan gak mengecewakan. Alur cerita dalam novel ini dibuat maju mundur, artinya suatu saat kita ada dalam scene masa sekarang Leo, namun ada juga saatnya kita berada dalam scene masa lalu Leo. Dalam novel ini, kita juga akan melihat dari dua sudut pandang, yaitu Leo dan Spiza, meskipun tetap sudut pandang Leo lebih diutamakan.
Yang menariknya lagi, akan ada beberapa scene seolah-olah Leo dan Iris sedang berada di dalam sebuah bioskop, dan kemudian menceritakan kisah mereka kepada para pembaca. Menurutku berbagai hal dalam buku ini cukup unik, dan bikin gak bosen waktu ngebacanya. Tapi, untuk kalian yang gak suka baca dengan huruf kapital, yah buku ini bukan novel yang tepat untuk kalian. Karena, karakter Leo yang emosional ini membuatnya sering bicara dengan nada emosi dan keras, yang digambarkan dengan huruf kapital. Jadi, jangan kaget kalau kalian menemukan banyak huruf kapital dalam novel ini.
Sampai saat ini, novel ini sudah di cetak sampai 3 versi cover. Dan buat kalian yang suka novel dengan tema agak dark dan cerita yang akan memainkan emosi pembacanya, buku ini pas banget buat kalian. Gimana? Tertarik? Segera beli bukunya dan selamat membaca ya. (Vita)