Sebenernya buku ini udah cukup lama terbit, dan udah lama juga aku bacanya. Tapi, pas baca buku ini aku masih belum minat tuh yang namanya nge-review novel apapun. Awalnya tahu novel ini pas lagi search di Internet Indonesia dengan keyword “Dark”, soalnya aku suka banget sama novel yang kisahnya rada dark atau misteri gitu. Tapi, pas keluar cover buku ini, langsung yakin, kalo novel ini pasti gak bertema dark atau sejenisnya, karena covernya manis banget, tapi sedih.
Oke, gak usah berlama-lama, langsung mulai aja yah review nya. Tapi, seperti biasa, sinopsis dulu.
“Hujan. Air mata itu ada bersama dinginnya hujan. Menyatu bersama butiran-butiran air yang jatuh ke tanah. Melukiskan berjuta kenangan dalam kelam.
Sejak Kak Keisha mengenalkan Kinar dengan Seruni, Dion, Reza dan yang lain, hati Kinar selalu dibuat miris ketika menatap mereka. Seruni yang bisu, Dion yang terkena penyakit aneh, dan Reza yang lumpuh, membuatnya selalu ingin membantu mereka.
saat Kinar telah nyaman berada di dekat mereka, suatu masalah besar menimpanya dan itu membuat semangatnya membantu anak-anak itu hampir padam.
Ini bukan cerita tentang hujan. Ini juga bukan cerita tentang kau dan aku. Tapi ini cerita tentang aku, seorang Kinar, dan mereka… Tentang bagaimana hujan menemaniku saat aku barada di tengah-tengah mereka.”
Cerita dalam novel ini diceritakan secara cepat, tiba-tiba sudah sampai ke klimaks aja. Tapi, untuk orang yang gampang bosen seperti aku, ini menjadi salah satu daya tarik utama. Jadi, pembaca gak akan merasa bosan karena kelamaan nunggu klimaks nya yang entah ada dimana. Karena alur cerita yang cepat dan jumlah halaman yang gak banyak, aku cuma butuh waktu sekitar 2 jam aja untuk baca novel ini sampai tamat.
Penggambaran klimaks dari ceritanya juga diceritakan dengan cara yang baik, dan mampu membuat pembaca masuk ke dalam cerita. Bisa membuat emosi kita ikut terlibat di dalamnya. Yah seenggaknya, cukup bisa bikin nangis lah kalo lagi baca sendirian ditempat yang sepi.
Dalam novel ini, pembaca akan diajarkan bagaimana caranya bersyukur dengan apa yang dimiliki sekarang. Bahwa kita tidak boleh terus menerus terpuruk akibat musibah yang menimpa kita, karena mungkin saja sebenarnya kita lebih beruntung dari orang lain.
Lalu apa kekurangan novel ini? Hmm… mungkin karena novel ini ditujukan untuk anak-anak, jadi awalnya rada kaget bacanya. Maklum, terbiasa novel romance dengan tokoh utama cewek cowok, tiba-tiba di novel ini tokoh utamanya adalah kakak beradik cewek. Jadi, sebenarnya gak bisa dibilang kekurangan juga sih. Untuk kamu yang masih anak-anak atau berusia remaja, novel ini memiliki makna yang sangat bermanfaat untuk kamu. Tapi untuk kamu yang sudah cukup dewasa, yah patut diingat baik-baik aja sebelum membacanya, kalau ini adalah novel anak. Jadi, jangan berharap ada kisah percintaan di dalamnya yah. 🙂
(Vita)