Yeay… akhirnya ada film Indonesia yang bisa di review. hehehe. Sekali-sekali, mau review film dalam negeri, gak Jepang dan Korea terus. Sebenarnya, film Winter in Tokyo ini belum resmi rilis atau tayang, karena baru bakal tayang tanggal 11 Agustus 2016 mendatang. Tapi, kemaren aku dapet kesempatan buat nonton premiernya, jadi sekalian bikin review lah. Itung-itung bantu promosi. :p
Ok, langsung kita mulai aja yah.
Ishida Keiko adalah seorang gadis keturunan Jepang-Indonesia, yang memiliki cinta pertama bernama Kitano Akira. Keiko jatuh cinta pada Akira sejak masih SD, saat Akira membantunya menemukan kalungnya yang sempat hilang. Namun, setelah itu Keiko tidak pernah lagi bertemu Akira, hingga Keiko dewasa. Suatu hari, apartemen Keiko kedatangan seorang penghuni baru bernama Nishimura Kazuto. Meskipun baru bertemu dalam waktu yang belum terlalu lama, Kazuto dan Keiko sudah merasa akrab dan saling menceritakan segala hal tentang diri mereka masing-masing. Hingga akhirnya, Kazuto menyadari bahwa ia mencintai Keiko. Sayangnya, sebelum Kazuto menyatakan perasaannya, Keiko berhasil bertemu dengan cinta pertamanya.
Untuk para penggemar Ilana tan pasti tahu lah gimana ending ceritanya? Makanya aku gak perlu lah tulis sinopsis panjang-panjang. Aku mau fokus buat review tentang kualitas filmnya ajah.
Film yang di adaptasi dari novel jelas ada banyak banget. Tapi, buat nyari film adaptasi novel dengan kualitas yang bagus gak gampang. Banyak banget film yang ujung-ujungnya justru bikin kecewa. Padahal, aku adalah tipe orang yang akan nganggep belum pernah baca novelnya sewaktu nonton film adaptasi. Tapi, karena memang pengemasannya yang kurang menarik, jadi mengecewakan.
Untuk film ini sendiri, aku sama sekali gak kecewa dan nyesel ngebela-belain beli buku PO di gramedia demi tiket premiere. Dari segi pemain, semuanya oke. Akting bagus, dan sewaktu mereka berdialog pake bahasa Jepang juga lumayan kok. Yap, dalam film ini, memang pemainnya berdialog dengan bahasa Jepang di beberapa scene, meskipun gak semuanya. Wajar lah, kan tetep film Indonesia.
Untuk ceritanya sendiri juga gak terlalu beda jauh dengan novel. Jadi gak perlu takut ngerasa beda dengan novelnya. Yah, ada sih yang dihilangkan, tapi masih wajar dan gak mengurangi inti cerita dari novel ini.
Tapi… bukan berarti tanpa kekurangan yah. Sayangnya, pas adegan Keiko, Kazuto, nenek Ozawa sama yang lain lagi kumpul, mereka ada yang ngobrol pake Bahasa Indonesia. Jadi berasa aneh. Padahal, bakalan lebih bagus kalau pas lagi bareng orang Jepang ngobrol pake bahasa Jepang semua. Tapi, masih oke lah.
Nah, itu pendapatku tentang film ini. Kalau kalian mau tau atau penasaran dengan film ini, silakan tonton sendiri ya. Untuk nilainya sendiri aku kasih 9/10 deh. (Cukup tinggi, soalnya sekarang ini gak gampang nyari film Indonesia adaptasi novel yang berkualitas). 🙂
(Vita)
Hai, seriusan nih skornya 9/10 ? Jadi kepengen nonton :/
Hai juga. Iya serius, bagus kok dan gak mengecewakan. Kalau gak percaya, bisa cek komen orang-orang yang udah pada nonton di twitter nya ilana tan. Sebagian besar puas kok nonton film nya. 🙂