Menjadi orangtua adalah hal yang menyenangkan, tetapi juga hal yang cukup sulit. Siapa saja bisa menjadi orangtua, namun tidak semua orang bisa menjadi orangtua yang baik. Untuk menjadi orangtua yang baik, ada banyak sekali kriteria yang harus terpenuhi, misalnya seperti komunikasi yang baik dan bisa menjadi panutan yang baik untuk anak. Banyak orangtua yang berusaha untuk menjadi orangtua yang baik dengan cara terlalu memanjakan anaknya, padahal ini adalah cara yang salah. Memanjakan anak secara berlebihan hanya akan membuatnya menjadi mandiri dan bergantung pada orangtuanya.
Selain memanjakan anak, ada satu hal lagi kesalahan yang sering dilakukan oleh orangtua, yaitu mengabaikan anak. Mengabaikan anak ini memiliki dampak yang sangat buruk, apalagi ketika hal ini dilakukan tanpa disadari oleh orangtua. Salah satu jenis pengabaian yang sering dilakukan oleh orangtua adalah pengabaian dalam hal komunikasi dengan anak.
Ketika anak memasuki usia belajar bicara, anak pasti akan aktif mengajak orang disekitarnya berkomunikasi, terutama orangtuanya. Meskipun awalnya hanyalah suara yang tidak bermakna, namun tetap saja itu adalah cara anak mengajak orang sekitarnya berkomunikasi. Ketika lawan bicaranya mengabaikan atau tidak merespon hal ini, anak akan merasa diabaikan hingga akhirnya kehilangan motivasi untuk belajar bicara.
Begitu pula ketika anak mulai memasuki masa sekolah, anak biasanya akan senang menceritakan berbagai hal yang dialaminya pada orangtuanya. Baik cerita mengenai kegiatannya di sekolah, teman-teman, dan guru-gurunya, bahkan mungkin mengenai pelajaran yang dipelajarinya. Saat anak menceritakan berbagai hal ini, orangtua harus meresponnya dengan cara yang benar. Respon ini akan sangat berpengaruh pada motivasi anak untuk lebih terbuka dengan orangtuanya.
Jika anak telah terbiasa untuk bersikap terbuka pada orangtuanya, maka orangtua akan dapat lebih memahami apa yang sedang dirasakan atau dialami oleh anak. Orangtua akan menjadi lebih sensitif terhadap berbagai perubahan apapun yang terjadi pada anak. Misalnya saja, ketika anak tiba-tiba berubah menjadi lebih pendiam dan tertutup, menandakan bahwa ada sesuatu hal yang dialami oleh sang anak yang mengganggu pikirannya. Secara tidak langsung, komunikasi yang terbuka ini juga akan mengurangi kemungkinan terjadinya bully yang berkepanjangan pada sang anak. Karena, korban bully biasanya akan mengalami perubahan sikap dan perilaku. (Vita)