Pesawat terbang merupakan moda transportasi paling aman sekaligus paling cepat yang ada di muka Bumi saat ini. Selain untuk membawa manusia, pesawat terbang buatan sejumlah produsen aeronautika juga diciptakan untuk mengangkut barang-barang komoditas maupun bahan baku. Variasi kebutuhan ini tentu saja diikuti dengan beragam model pesawat terbang. Lantas, sampai di ketinggian berapakah sebuah pesawat terbang dapat mengudara?
Bergantung pada model pesawat terbang
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, John Cox—seorang pensiunan kapten pilot maskapai AS—menjelaskan bahwa hal itu tergantung pada model pesawat terbang. Pasalnya, setiap model pesawat terbang memiliki sertifikasi ketinggian maksimum masing-masing.
Ketika masa uji terbang, ketinggian maksimum itu memang akan dilewati oleh pilot yang bertugas. Tujuannya untuk memastikan bahwa pesawat terbang itu tetap aman mengudara jika ada situasi yang mengharuskannya menanjak lebih tinggi dari batas itu. Akan tetapi, normalnya sebuah pesawat terbang—terutama yang membawa manusia—tidak akan mengudara di atas batas ketinggian tersebut.
Titik tertinggi dipegang oleh Concorde
Sampai saat ini, ketinggian maksimum pesawat komersial yang pernah ada dipegang oleh Concorde—sebuah perusahaan pesawat penumpang supersonik bertenaga turbojet kongsi milik Inggris dan Prancis. Meski sudah berhenti beroperasi di tahun 2003, Concorde masih mencatatkan rekor ketinggian maksimum pesawat terbang berpenumpang, yaitu 60.000 kaki.
Angka tersebut berada cukup jauh di atas ketinggian maksimum rata-rata pesawat terbang berpenumpang saat ini; yang berada di rentang 35.000 sampai 42.000 kaki. Walau demikian, batas ketinggian maksimum yang diizinkan untuk pesawat berpenumpang sebetulnya berada di angka 45.000 kaki atau kurang sedikit. Namun, Jon Cox melanjutkan, beberapa pesawat jet perusahaan (kargo) dapat terbang di ketinggian hingga 51.000 kaki.
Sebuah pesawat terbang, sejatinya, memang dapat terbang di atas ketinggian maksimum yang dimilikinya. Hanya saja, hal tersebut cuma berlaku dalam situasi-situasi tertentu. Sebab, menambah ketinggian jelajah pesawat terbang—terutama yang membawa penumpang—memiliki risiko kegagalan mati mesin lantaran kekurangan udara di lapisan atmosfer yang lebih tinggi.
Alih-alih jatuh, pesawat terbang yang mengudara melewati ketinggian maksimumnya akan pecah dan hancur pada ketinggian tersebut.