Memiliki anak dalam sebuah keluarga adalah hal yang sangat membahagiakan, namun sekaligus juga meningkatkan biaya yang harus dikeluarkan setiap bulannya. Ketika anak masih bayi dan belum sekolah, maka anak akan membutuhkan biaya untuk makan, pakaian, mainan dan berbagai kebutuhan lainnya. Sementara, ketika anak sudah memasuki usia sekolah, maka pengeluaran akan semakin meningkat. Apalagi biaya sekolah yang semakin mahal, padahal kebutuhan lainnya pun tetap harus terpenuhi.
Semakin meningkatnya biaya yang dibutuhkan oleh keluarga membuat ayah harus bekerja ekstra keras untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bahkan, terkadang demi memenuhi kebutuhan tersebut kedua orangtua (ayah dan ibu) harus bekerja. Saat kedua orangtua bekerja inilah, masa yang paling rawan bagi psikologis anak. Banyak orangtua yang begitu terlena dengan pekerjaan mereka sehingga lupa bahwa anak tidak hanya membutuhkan materi saja, tetapi juga membutuhkan perhatian. Apalagi, ketika karir dalam pekerjaan mereka meningkat dari waktu ke waktu, maka risiko mengabaikan anakpun akan semakin besar. Berikut ini, adalah beberapa bentuk pengabaian terhadap anak yang sering terjadi:
- Ketika anak sedang sakit, maka orangtua hanya menyerahkan anak pada pengasuhnya untuk dirawat, atau meminta pada pengasuhnya untuk membawa anak ke dokter. Padahal, salah satu hal yang sangat dibutuhkan anak saat sedang sakit adalah perhatian dari orangtuanya.
- Mengabaikan anak ketika anak sedang bercerita. Hal ini bisa saja terjadi karena orangtua terlalu sibuk mengurusi pekerjaannya, dan ketika sampai di rumah orangtua sudah merasa lelah atau masih disibukkan dengan pekerjaan yang belum selesai. Hal ini sangat berbahaya, karena dapat membuat anak menjadi pribadi yang tertutup pada orangtua.
- Meskipun mampu, namun memilihkan sekolah untuk anak secara tanpa mempertimbangkan kualitas sekolah. Hal ini bisa terjadi jika orangtua terlalu sibuk sehingga tidak terlalu memperdulikan kualitas sekolah anaknya, selama sekolah itu memiliki beberapa kriteria yang dibutuhkan orangtua. Misalnya saja seperti, lokasinya yang dekat sehingga orangtua tidak perlu repot mengantar jemput anak.
- Membeda-bedakan antara satu anak dengan anak yang lain. Misalnya saja, ketika prestasi adik jauh melebihi prestasi kakak, dan orangtua selalu membela sang adik dibandingkan dengan kakak.
- Tidak pernah mengajak anak untuk berekreasi, padahal dari segi keuangan orangtua mampu. Hal ini bisa terjadi ketika orangtua merasa bahwa pekerjaannya jauh lebih penting daripada mengajak anaknya berjalan-jalan, meskipun hanya sekedar berkeliling mall.
Berbagai bentuk pengabaian yang telah disebutkan di atas, akan berdampak buruk bagi anak. Tidak peduli berapapun usia anak, dampaknya akan tetap negatif bagi perkembangan psikologinya. (Vita)